Akademisi dari Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Sutaatmadja (STIESA) Dr. Gugyh Susandy S.E., M.Si., CBM menyebut, selama pandemi Covid-19 sebanyak 15,9 juta UMKM telah memasarkan produknya secara digital.

Namun dari jumlah itu, masih sedikit yang sudah masuk ke dalam ekosistem marketplace top di Indonesia. Seperti Shopee, Lazada, Tokopedia, Bukalapak dan Blibli.

Berdasarkan data yang diperoleh, Dr. Gugyh menjelaskan, baru 25-30 persen UMKM yang sudah memiliki akun di marketplace tersebut. Artinya, masih banyak pelaku UMKM yang belum bermain dalam ekosistem marketplace.

Padahal, kata Gugyh, dengan masuknya UMKM ke dalam marketplace maka peluang peningkatan penjualan produk akan sangat tinggi. Gugyh mengajak pelaku UMKM untuk memanfaatkan keberadaan marketplace.

“Sebenarnya tujuan bisnis markatplace itu kan ekonomi kerakyatan. Yakni ekonomi yang dimiliki bersama. Jadi para pelaku UMKM bisa bermain di sana, produk dalam negerinya bisa masuk di marketplace,” ungkap Dr Gugyh yang baru saja menyandang gelar Doktor Ilmu Manajeman di Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Unpad, pada Rabu, 26 Juli 2023. Desertasi yang berjudul Membangun Model Branding Pasar Digital dengan Pendekatan Rasional, Emosional dan Perilaku ini mampu mengantarkannya menjadi Doktor Ilmu Manajeman.

Dr Gugyh menjelaskan, marketplace cocok digunakan di Indonesia. Akses konsumen terhadap barang yang diinginkan menjadi lebih mudah. Tinggal mencari berbagai produk yang diinginkan melalui marketplace, tanpa harus datang atau bertemu langsung antara penjual dan pembeli.

Pola transaksi seperti ini, kata Dr Gugyh, akan memangkas biaya dari sisi channel marketing. Harga produk pun tidak mahal akibat biaya tersebut.

Tinggal saat ini bagaimana marketplace top di Indonesia ini bisa memberikan perhatian lebih terhadap produk UMKM dalam negeri. Dr Gugyh menjelaskan perlu ada kolaborasi antara marketplace dengan mitra atau penjual, agar produknya dapat diminati oleh masyarakat.

“Mitra bisnis UMKM ini harus diperhatikan dengan baik oleh pihak marketplace,” katanya.

Salah satu upaya yang dapat dilakukan agar produk dapat diminati oleh masyarakat yakni melalui brand story. Melalui cara ini produk disampaikan secara persuasif dengan menghadirkan sebuah cerita.

“Jadi mengenalkan produk tidak secara langsung, tetapi melalui cerita dulu dibuat kemudian masuk ke penjelasan produk,” ujarnya.

Gugyh berharap edukasi tentang brand story ini dilakukan oleh marketplace terhadap mitranya. Nanti biarlah pihak mitra yang merencanakan dan melaksanakan brand story tersebut.

“Biar lebih natural dan ceritanya dapat, si mitra marketplace ini lah yang kemudian membuat brand story atas produknya,” pungkasnya. (ysf)

Artikel ini telah dimuat di Pasundan Ekspres, Kamis (27/7/2023) dengan judul Dr Gugyh Susandy Sebut Banyak Pelaku UMKM Belum Masuk Marketplace Top di Indonesia