Indonesia lumbung pangan dunia. Subang pilar ke 3 Nasional produsen Beras. Fakta diatas perlu disikapi oleh kita bukan sebagai penikmat warisan generasi terdahulu, namun disikapi sebagai generasi pencari inovasi. Menjaga komodoti tetap lestari sebagai keunggulan komparatif tidaklah cukup dalam era yang hiperkompetitif saat ini. Menghasilkan produk yang inovatif memberikan nilai tambah bagi keunggulan kompetitif menjadi suatu keharusan.

Persaingan bisnis hari ini tidaklah hanya dilevel produk, bahkan sampai di level model bisnis. Model bisnis (shared own economy) yang sekarang sedang happening membuka peluang bagi ekonomi masyarakat. Untuk itu UMKM harus menggabungkan diri pada ekosistem bisnis dalam menambah jejaring dan meningkatkan kekuatan. Untuk itulah sebuah kegiatan seperti Subang Agri Market II ini diselenggarakan. Panitia bersama acara ini adalah Kampus STIESA, Perkumpulan Dharma Wanita Dinas Pertanian, Organisasi Profesi Ikatan Sarjana Ekonomi dan Kalangan Perbankan Bank BJB. Para peserta Bazaar juga hasil binaan dari berbagai lembaga seperti : LPPM STIESA, PLUT KUMKM Subang, BRIN TTG Subang dan lainnya.

Pertanyaan besar masyarakat kepada para Ekonom, kenapa banyak lulusan ekonomi namun ekonomi kita belum maju ? Tentu saja ini soal “perbuatan” atau sejauhmana ilmu ekonomi yang dimiliki dipraktekan. Dan bergerak secara organisai atau kelompok akan jauh besar impactnya dibandingkan bergerak sendirian. Untuk itulah urgensi adanya pembentukan Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) komisariat STIESA.

Kata kunci kolaborasi dan inovasi bagi pengembangan ekonomi daerah Subang kedepan adalah sebuah proyek strategis bersama.

Salam agri market, semoga Tahun Depan kegiatan ini hadir kembali dengan lebih progresif.

oleh : Gugyh Susandy (Ketua LPPM STIESA/Penasihat ISEI Komisariat STIESA)