LPPM Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Sutaatmaja (STIESA) kembali menggelar seri diskusi Kontak Personal dan Intelektual Talk (Kopi Talk) di More Coffee, Kamis (23/12/21) yang mengundang berbagai pihak mulai dari ICMI, HILMI, BRIN dan beberapa media. Diskusi yang dikemas santai ini banyak membahas berbagai topik terkait ke-Subangan.

Awal diskusi dipantik oleh H. Wawan Hermawan dari Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Kabupaten Subang yang lebih banyak mengkritisi kebijakan-kebijakan pemerintah, mulai dari proses pengusulan anggaran pemerintah daerah, kebijakan pemberian ijin bisnis waralaba di Subang, hingga infrastruktur dan pariwisata.

Mewakili Pusat Riset Teknologi Tepat Guna (PRTTG) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Wawan Agustina. S.SI, M.Si, mengatakan bahwa; keberadaan PRTTG di Subang sejak tahun 1986. Sejak berdirinya PRTTG memang lebih banyak melakukan kegiatan yang skalanya Nasional meliputi luar Jawa, namun telah banyak juga kegiatan yang dilakukan di Subang sebagai bukti dan kontribusi Lembaga riset kepada masyarakat.

Berbagai kritik dan masukan juga disampaikan perwakilan media yang hadir. Pendiri lampusatu.com Galih Andika menyoroti kelanjutan pembangunan mal pelayanan publik (MPP) dengan anggaran Rp. 30 Milyar dari hibah sebuah perusahaan yang terlihat mandeg. Ia mengingatkan pemerintah untuk berhati-hati dalam melakukan kerjasama dengan berbagai pihak.

Inisiator acara tersebut Gugyh Susandy mengungkapkan, seri diskusi tersebut rencananya akan digelar secara rutin dengan membahas tema-tema yang lebih spesifik dengan mengundang pihak-pihak terkait dari unsur Akademisi, Bisnis, Pemerintah, Komunitas dan Media.

“Melalui acara ini merupakan salah satu kontribusi STIESA untuk bersama-sama memikirkan kemajuan Subang kedepan,”ujarnya.

Sumber: KotaSubang.com